Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

Suatu sistem kesetimbangan dapat berubah, jika mendapat pengaruh dari luar. Perubahan tersebut bertujuan untuk mencapai kesetimbangan baru, sehingga disebut pergeseran kesetimbangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Henry Louis Le Chatelier.
beberapa faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan
1. Pengaruh Konsentrasi terhadap Kesetimbangan
Berdasarkan percobaan di atas, kalian mengetahui bahwa perubahan konsentrasi memengaruhi pergeseran kesetimbangan. Perubahan konsentrasi terjadi karena konsentrasi pereaksi ditambah atau dikurangi. Apabila konsentrasi pereaksi ditambah, reaksi bergeser ke kanan atau ke arah produk. Sedangkan jika konsentrasi pereaksi dikurangi, reaksi bergeser ke arah kiri atau ke arah pereaksi, sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.
2. Pengaruh Suhu
Kesetimbangan reaksi juga dapat bergeser karena pengaruh suhu. Perhatikan reaksi berikut:
Jika reaksi tersebut dituliskan dalam persamaan termokimia,maka reaksi yang ke kanan merupakan reaksi eksoterm dan reaksi yang kekiri merupakan reaksi endoterm
Pada reaksi di atas, apabila suhu diturunkan, gas menjadi tidak berwarna dan kesetimbangan bergeser kearah N2O2 yang tidak berwarna (kearah eksoterm dengan melepaskan kalor). Apabila suhu dinaikkan gas berwarna coklat, karena kesetimbangan bergeser ke arah NO2 yang berwarna coklat (kearah endoterm dengan cara menyerap kalor).
Selain konsentrasi dan suhu, ternyata tekanan dan volume juga mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
3. Pengaruh Tekanan dan Volume
Sistem kesetimbangan gas mempungai tekanan dan volume tertentu. jika tekanan sistem diperbesar atau diperkecil, ada kesetimbangan yang terganggu dan adapula yang tidak tergangu, tergantung pada jumlah koofisien pereaksi dan hasil reaksi.
Jika tekanan diperbesar atau volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang kecil. Sebaliknya, jika tekanan diperkecil atau volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang besar. Tetapi, jika jumlah koefisien pereaksi sama dengan koefisien hasil reaksi, perubahan tekanan atau volume tidak akan menggeser kesetimbangan. Perhatikan contoh berikut.

CARA BUDIDAYA PISANG

CARA BUDIDAYA PISANG

pembelian benih pisang
Pembeli ada dua pilihan:


1. Beli anak pisang yang kecil yang dijual dalam tabung uji dan membelanya secara sendiri dalam polibag hingga besar

2. Atau, beli pokok yang siap sedia dalam polibag untuk ditanam di pusat semaian tertentu.

Penanaman
Jika membeli terus dalam bentuk anak pisang dalam tabung uji, ikutlah peraturan di bawah.

a) keluarkan anak pisang yang kecil daripada botol dan bersihkan dengan teliti agar-agar yang melekat di bahagian akar anak pokok tersebut.

b) Pindahkan anak pisang yang telah dibersihkan ke dalam polibag berukuran 6″ X 8″ mengandungi tanah dan sabut kelapa, baja N:P:K (15:15:15) dan kompos. Letakkan
polibag di bawah teduhan 70 %.

Pengairan
Siram air 3 kali sehari dalam 2 minggu pertama kemudian selepas tempoh ini, 2 kali sehari sehingga ditanam di ladang.

Jarak Penanaman
Tanam pada ketumpatan 2200 pokok/hektar dan jarak 1.5 meter di antara pokok dalam satu baris dan 3.0 meter di antara barisan.

Pengendalian Penyakit Layu Pada Tanaman Pisang
Tanaman pisang mudah tumbuh di berbagai tempat, penanaman yang dilakukan oleh petani belum teratur dan sering dicampur dengan tanaman lainnya. Selain itu pemeliharaan tanaman pisang belum dilakukan secara intensif, sehingga produksi dan mutu buah yang dihasilkan masih rendah.

Jenis Penyakit
a. Penyakit Layu Fusarium (Penyakit Panama)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysparum f. sp. cubense. Jamur penyebab penyakit ini hidup didalam tanah, masuk ke dalam akar, selanjutnya masuk ke dalam bonggol dan jaringan pembuluh.

Gejala dari penyakit ini adalah sepanjang jaringan pembuluh pada batang semu berwarna coklat kemerahan. Daun menguning dan menjadi layu, tangkainya menjadi terkulai dan patah. Kadang-kadang lapisan luar batang semu terbelah dari bawah ke atas. Yang paling khas adalah jika pangkal batang dibelah membujur, terlihat garis-garis coklat atau hitam dari bonggol ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal dan tangkai daun. Penularan penyakit ini dapat melalui bibit, tanah dan air yang mengalir mengandung spora jamur.

b. Penyakit Layu Bakteri (Penyakit Darah atau Penyakit Moko)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solanacearum. Disebut penyakit darah, karena bila akar tinggal/bonggol tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental yang berwarna kemerahan dari berkas pembuluh. Gejala penyakit layu bakteri pada tanaman pisang adalah layunya daun-daun tua sebelum waktunya, daun menguning dan mati, pada tanaman muda terjadi kelayuan yang menyeluruh. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui bibit terinfeksi, serangga yang mengunjungi bunga, alat-alat pemangkasan dan kontak akar.

c. Pengendalian Penyakit Layu
menanam bibit pisang yang sehat
melakukan pemupukan yang seimbang
sanitasidan drainase kebun yang baik agar waktu hujan, air tidak mengalir di permukaan tanah
memelihara tanaman dengan hati-hati untuk mengurangi terjadinya luka pada akar.
untuk mencegah penularan oleh serangga melalui luka pada bunga yang rontok, maka dapat dilakukan pemotongan jantung.

BINATANG PEROSAK
Binatang perosak yang seringkali menyerang pokok pisang ialah bubuk atau kumbang. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan racun serangga seperti dieldrin.

Penyakit Anthracnose
Gejala ini berlaku apabila bintik-bintik telah muncul dan menyerang buah pisang yang sedang dalam penghantaran dengan menggunakan kapal.

Penyakit Darah Pisang

PENDAHULUAN
Komoditas hortikultura selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan petani. Perkembangan komoditas hortikultura di NTB akhir-akhir ini mendapat perhatian besar khusus tanaman pisang karena tanaman ini banyak memberikan manfaat diantaranya pemenuhan gizi keluarga dan penambahan pendapatan petani. Pisang termasuk salah satu jenis buah buahan yang cukup potensial di NTB, populasinya cukup besar. Selain itu, permintaan domestik cukup meningkat karena pertumbuhan penduduk, kesadaran masyarakat terhadap gizi,peningkatan pendapatan dan pendidikan serta berkembangnya NTB menjadi daerah wisata nasional maupun internasional. Dua tahun terakhir perkembangan tanaman pisang di NTB mengalami penurunan terutama diakibatkan adanya serangan penyakit, yang disebabkan oleh bakteri. Ferken (1972) mengidentifikasikan penyakit darah pisang disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum).

CARA MENULAR
Bakteri Pseudomonas solanacearum ini dapat ditularkan ke tanaman sehat melalui : tanaman, alat-alat pertanian, tanah yang terbawa alat-alat transportasi, aliran air dan vektor serangga yang menghisap bunga (jantung) pisang. Berdasarkan pemantauan di lapangan, penyakit darah pisang sudah menyebar ke seluruh sentra pertanaman pisang di pulau Lombok dan Sumbawa. Hasil penelitian Sudirman (2000) tentang penyakit darah pisang (Pseudomonas solanacearum) menyatakan bahwa dari sepuluh jenis tanaman pisang yang diuji, pisang kepok dan pisang raja
sangat peka (tidak tahan), sedangkan pisang emas lebih tahan. Pisang ketip, pisang susu, pisanghijau, pisang kapal dan pisang ambon bereaksi tidak konsisten.

TANDA SERANGAN
Penyakit Darah Pisang (Pseudomonas solanacearum) kebanyakan mulai menunjukkan tanda serangan pada tanaman yang sudah berbuah, sedang pada tanaman yang masih muda belum menampakkan tanda serangan yang jelas.

1. Pada tanaman dewasa (tanaman pisang yang sudah berbuah) tanda serangan dapat dilihat pada daun ketiga atau keempat dari atas (pucuk) yang mulai menguning serta disusul dengan daun berikutnya lalu mengering. Akibat dari semua daun menguning, maka pertumbuhan buah tidak sempurna.

2. Apabila buah-buah pisang tersebut di potong atau di belah terlihat adanya cairan atau getah kental berwarna coklat kemerahan yang berbau busuk.

3. Pada bagian dalam bungkul dan batang pisang yang sudah terkena penyakit, apabila dipotong bagian tengah terlihat bintik-bintik berwarna coklat kemerahan. Akhirnya berlanjut tanaman pisang akan menjadi kering dan mati.

UPAYA PENGENDALIAN
Ada beberapa upaya yang bisa dilaksanakan pada tingkat serangan tertentu sebagai berikut:

1. Perketat Karantina
Buah pisang dapat diangkut ke mana-mana untuk tidak terjadi serangan (menular) pada lokasi lain, perlu di perketat pengawasan lalu lintas perdagangan pisang, apakah pisang tersebut berasal dari daerah yang sudah terserang, perlu dilarang memasukkan ke daerah yang belum terserang penyakit tersebut.

2. Sanitasi
Sanitasi sangat penting bagi petani yang mempunyai areal tanaman pisang, agar diperhatikan lingkungan kebun pisang agar selalu bersih, jangan sembarangan menempatkan batang-batang pisang yang sudah di tebang. Dan buat parit di sekitar barisan pisang, sehingga tidak tergenang apabila ada air hujan. Terapkan sistem drainase yang baik. Buat parit disekitar barisan tanaman pisang, sehingga tidak tergenang apabila ada air hujan.

3. Desinfektan peralatan
Peralatan yang akan dipergunakan harus disteril/dibersihkan dulu.

4. Pemupukan
Pemupukan dengan bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme antagonis untuk membunuh bakteri perusak.

5. Isolasi spot
Apabila tanaman pisang sedang/akan keluar bunga dilakukan proteksi terhadap bunga tanaman pisang dari vektor serangga yaitu : di bungkus dengan kain, kertas agar tidak di kunjungi oleh serangga penular sampai selesai pembungaan.

6. Eradikasi
Apabila sudah terjadi serangan berat pada tanaman pisang, diadakan pemusnahan (menebang semua pisang yang ada pada lahan tersebut, dan diganti dengan tanaman pisang yang tahan terhadap penyakit darah pisang (Pseudomonas solanacearum)

PENGOLAHAN EMAS MENGGUNAKAN MERKURI

MALGAMASI PROSES PENGOLAHAN EMAS MENGGUNAKAN MERKURI
AMALGAMASI PROSES PENGOLAHAN EMAS MENGGUNAKAN MERKURI


I.      PENGOLAHAN EMAS
Banyak cara yang bisa dilakukan dalam pengolahan emas. Mulai dari cara sangat tradisional dengan menggunakan dulang atau alat seperti kuali yang nantinya akan diisikan tanah atau batuan yang berisikan logam emas lalu digoyang-goyang sehingga nantinya logam emas akan tertinggal di dasar dulang. Proses ini bergantung pada massa jenis logam tersebut. Cara ini biasanya mengolah emas yang bersifat aluvial.
Selain itu ada juga dengan menggunakan sluice box atau dompeng dalam istilah lokalnya. Alat ini juga memanfaatkan massa jenis dari logam emas yang dicari. Alat ini menyedot pasir dan bebatuan yang ada di dasar sungai lalu menngalirkannya pada jalur yang telah di lengkapi dengan serat atau karpet. Sehingga nantinya mineral emas yang dicari akan mengendap pada serat atau fiber tersebut.
Pada pengolahan yang menggunakan  zat kimia, memiliki beberapa tipe pengolahan, yaitu dengan cara pencairan (liquid separation), amalgamasi, dan sianidasi. Dalam makalah ini kita akan membahas pengolahan dengan Amalgamasi.
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampurkan bijih emas dengan merkuri (Hg). Dalam proses ini akan terbantuk ikatan senyawa antara emas, perak, dan merkuri itu sendiri yang biasa dikenal sebagai amalgam (Au – Hg). Merkuri akan membentuk amalgam dengan logam lain selain besi dan platina.
Proses ini biasanya dilakukan pada penambangan emas skala kecil atau tambang rakyat. Teknik penambangan ini memanfaatkan putaran yang diberikan oleh drum. Sehingga, batua maupun akan hancur dan merkuri akan mengikat senyawa emas yang terkandung dalam batuan tersebut. Proses amalgamasi biasanya digunakan untuk pengekstraksi emas dalam butiran kasar.
Dalam penambangan ini tentunya didukung oleh penggunaan alat-alat. Pada proses penambangan dibutuhkan peralatan sederhana seperti cangkul cangkul, sekop, pahat, linggis, palu, genset, ember, timba (goelan) dan tali tambang, pompa air, blower, kayu penyangga, sepatu tambang, helm tambang, dan perlengkapan lainnya. Namun, dalam pengolahan bijih emas primer dibutuhkan beberapa peralatan penting, yaitu :
1.      Tabung amalgamasi (gelundung), sebagai tempat menggerus batuan sekaligus berfungsi sebagai tempat amalgamasi.
2.      Kincir air atau 2. genset yang berfungsi sebagai penggerak tabung amalgamasi.
3.      Batang besi baja/media giling/3. rod sebagai alat penggerus batuan.
4.      Air merkuri yang berfungsi untuk mengikat 4. emas.
5.      Kapur yang berfungsi untuk mengatur pH agar 5. kondisi luluhan mempunyai pH 9-10.
6.      Air untuk mendapatkan persentasi padatan yang 6. berkisar antara 30-60%.
7.      Dulang atau sejenisnya, sebagai tempat untuk 7. memisahkan air merkuri yang telah mengikat emas perak (amalgam) dengan sisa hasil pengolahan (tailing).
8.      Emposan yaitu alat untuk membakar amalgam untuk mendapatkan paduan (alloy) emas perak (bullion).
Dengan bahan dan tersebut, proses amalgamasi untuk memproses atau mengekstraksi emas dapat dilakukan.  Dalam proses ini dilakukan beberapa tahap untuk mendapatkan paduan antara emas dan perak (bullion). Tahapan-tahapan pengolahan tersebut adalah :
1.      Sebelum dilakukan amalgamasi hendaknya dilakukan proses kominusi dan konsentrasi gravitasi, agar mencapai derajat liberasi yang baik sehingga permukaan emas tersingkap.
2.      Pada hasil konsentrat akhir yang diperoleh ditambah merkuri ( amalgamasi ) dilakukan selama + 1 jam
3.      Hasil dari proses ini berupa amalgam basah ( pasta ) dan tailing. Amalgam basah kemudian ditampung di dalam suatu tempat yang selanjutnya didulang untuk pemisahan merkuri dengan amalgam
4.      Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan kegiatan pemerasan ( squeezing ) dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan merkuri dari amalgam ( filtrasi ). Merkuri yang diperoleh dapat dipakai untuk proses amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam amalgan tergantung pada seberapa kuat pemerasan yang dilakukan. Amalgam dengan pemerasan manual akan mengandung 60 – 70 % emas, dan amalgam yang disaring dengan alat sentrifugal dapat mengandung emas sampai lebih dari 80 %.
5.      Retorting yaitu pembakaran amalgam untuk menguapkan merkuri, sehingga yang tertinggal berupa alloy emas.
Namun, proses yang dilakukan di atas memiliki resiko yang sangat besar. Limbah yang dihasilkan sangat berbahaya baik untuk pekarja, maupun untuk alam kita. Maka dalam penambangan ini harus di perhatikan beberapa unsur. Unsur tersebut antara lain :
1.      Lokasi ekstraksi bijih harus terpisah dari lokasi kegiatan penambangan.
2.      Dilakukan pada lokasi khusus baik untuk amalgamasi untuk meminimalkan penyebab pencemar bahan berbahaya akibat peresapan kedalam tanah, terbawa aliran air permukaan maupun gas yang terbawa oleh angin.
3.      Dilengkapi dengan kolam pengendap yang berfungsi baik untuk mengolah seluruh tailing hasil pengolahan sebelum dialirkan ke perairan bebas.
4.      Lokasi pengolahan bijih dan kolam pengendap diusahakan tidak berada pada daerah banjir.
5.      Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.
Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, bencana atau dampak negatif dari proses pengolahan emas dengan cara amalgamasi ini dapat berkurang. Sehingga, alam tetap bisa memulihkan diri kembali karena kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu parah.
Selain itu, setelah proses penambangan selesai harus dilakukan tahapan reklamasi. Proses ini merupakan proses pengembalian hutan atau alam yang rusak kembali seperti semula. Proses ini biasanya dilakukan dengan cara penanaman hutan kembali dengan memanfaatkan tanah humus atau tanah subur yang diangkat untuk mendapatkan cadangan yang di tambang.
Proses reklamasi diharapkan bisa membuat bekas tambang menjadi kembali subur. Hal ini dikarenakan pada proses penambangan pasti akan merusak alam sekitar tambang tersebut.

II.    DAMPAK NEGATIF MERKURI
Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu - batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
Merkuri dalam kadar rendah umumnya telah beracun bagi hewan, tumbuhan dan manusia. Merkuri sangat berguna bagi pertumbuhan kebutuhan biologis. Namun dalam kadar berlebihan akan bersifat racun.  Sehingga pada saat ini alat-alat kedokteran seperti termometer tidak menggunakan merkuri lagi.
Merkuri sangat berbahaya karena sifat mengikatnya. Bila merkuri tercampur dengan perairan laut, maka merkuri tersebut akan mengikat klor dan membentuk HgCl. Selanjutnya HgCl dengan mudah akan masuk kedalam tubuh plankton dan akan berpindah kebiota laut lain. Merkuri anorganik (HgCl) akan berubah menjadi merkuri organik (metil merkuri) oleh peran mikroorganisme yang terjadi pada sedimen dasar perairan. Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo-merkuri. Senyawa organo-merkuri yang paling umum adalah metil merkuri yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam air dan tanah. Mikroorganisme kemudian termakan oleh ikan sehingga konsentrasi merkuri dalam ikan meningkat. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan sangatlah tinggi. Sehingga merkuri yang terkandung dalam ikan tersebut akan mudah berpindah ke tubuh manusia dan juga akan merusak pada manusia.
Oleh karena itu limbah merkuri yang dihasilkan pada penambangan emas rakyat tidak boleh langsung dibuang ke sungai. Limbah harus di endapkan terdahulu di kolam pengendapan sehingga kadar Hg yang tinggi bisa berkurang.
Selain itu kadar Hg dalam air sungai akan merusak biota hidup air di sungai. Merkuri akan meracuni air yang dimasukinya, sehingga akan membunuh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Merkuri juga merubah kelas air yang ada di alam ini. Contohnya saja air kelas satu yang biasanya digunakan untuk air minum masyarakat. Bila disekitar air tersebut terdapat penambangan emas rakyat, maka secara otomatis air yang ada disana akan tercemar. Air kelas satu yang memiliki kualitas bagus akan dengan mudah berubah menjadi air kelas tiga bahkan empat yang tidak akan bisa kembali ke setuasi awalnya.
Sangat banyak kerugian yang diakibatkan merkuri tersebut. Tidak hanya pada alam saja, tetapi juga berdampak kepada manusia. Banyak sekali penyakit pada manusia yang disebabkan oleh merkuri tersebut. Diantaranya adalah :
1.    Toksisitas yaitu penyakit gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf yang disebabkan kontak langsung dengan merkuri. Biasanya penderita akan erasa tidak nyaman, kesakitan, bahkan kematian.
2.    Akumulasi Hg dalam tubuh dapat menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia ringan, dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian.
3.    Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
4.    Garam merkuri anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa saluran pencernaan, merusak membran ginjal maupun membran filter glomerulus.
5.    Merkuri juga menyebabkan penyakit kulit seperti gatal-gatal bahkan kanker kulit. Kanker kulit sangat sering teradi saat ini. Hal ini di sebabkan karena beberapa merk kosmetik memakai merkuri sebagai bahan baku pembuatan kosmetik tersebut. Biasanya, kosmetik yang memakai bahan baku merkuri adalah pada pembuatan kosmetik pemutih kulit. Proses pemutihan kulit dengan menggunakan merkuri memang relatif cepat. Namun, jika pemakaian dihentikan atau pemakaian dalam jangka penjang akan menyababkan kanker kulit.
Sangat banyak dampak negatif yang diakibatkan merkuri tersebut. Penggunaan merkuri pada penambangan emas tidak hanya merugikan kepada pekerja tambang tersebut, namun juga berdampak kepada alam dan masyarakat sekitar penambanggan.

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Translate

Page Rank

Search This Blog

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. wirausaha kita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger