Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

TIPS CARA MENANAM DURIAN YANG BAIK DAN BENAR

Durian adalah tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian berasal dari istilah melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran –an sehingga menjadi kata durian. Kata ini digunakan untuk menyebut buag yang kulitnya berduri tanam. Tanaman durian berasal dari hutan malaysia, sumatra dan kalimantan berupa tanaman liar.
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar di seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan, hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara oleh negara Thailand.

Tanaman durian membutuhkan tanah yang subur dan kaya akan bahan organik. Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah. Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas berbutir-butir, sedangkan bagian bawah menggumpal dan dapat mengikat air tinggi.
Penanaman durian perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran PH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas area penanaman, pengaturan volume produksi.

Bibit yang akan ditanam sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh serta kuat. Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, lakukan penanaman dengan cara berikut : Polybag/pembungkus bibit dilepas, bibit dimasukan kedalam lubang tanah sampai batas leher, lubang ditutup dengan tanah galian, pada sisi tanaman diberi air agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai dengan arah air.

TIPS CARA BERCOCOK TANAM PADI


Teknik bercocok tanam padi agar dapat menghasilkan hasil panen yang maksimal :
1. Seleksi Bibit
Untuk mendapatkan kualitas dan hasil panen yang baik, bibit yang dipilih harus bibit yang baik dan bagus. Langkah penyelksian dan pengolahan bibit ini adalah sebagai berikut:
a. Umur padi calon bibit di ambil yang betul-betul sudah matang dan tua
b. Masukkan air kedalam bejana seleksi dan tambahkan garam secukupnya.
c. Masukkan telur bebek kedalam air garam tadi. tunggu sampai telur bebek merapung.
d. Kemudian baru masukkan bibit yang sudah diseleksi tadi kedalam air garam tersebut.
e. beberapa diantara bibit tadi ada yang merapung, kemudian yang merapung itu tidak dipakai (dibuang).
f. Bibit yang tenggelam saja yang diambil
2. Menyemai Bibit
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu menentukan media tanam bibit atau persemaian bibit. Untuk persemaian bibit perlu diperhatikan beberpa hal antara lain :
a. Tanah yang diambil untuk menyemai bibit harus tanah yang lebih baik dan bagus
b. Untuk media semai bisa kita pakai baki, bejana yang luas dan datar, atau dibuatkan dari papan yang dialas dengan palstik.
c. Campur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk kompos atau pukpuk kandang
d. Ratakan tanah di media semai kira-kira ketebalan 2 cm
e. Taburkan bibit yang sudah diseleksi dimedia semai
f. Jaga kelembaban semaian benih.
g. Tunggu sampai benih berumur 10 hari
3. Pengolahan Lahan/Sawah
Sementara kita menunggu bibit sampai berumur 10 hari lahan tempat tanam sudah harus dibereskan atau digarap sedemikian rupa sehingga nanti setelah benih siap tanam tidak terjadi kendala. Untuk pengolahan lahan tersebut sebagai berikut:
a. Sawah yang sudah selesai dipanen jerami atau daun padi bekas panen hendaknya jangan dibakar atau dibuang biarkan lapuk di sawah (lahan) karena ini isa dijadikan kompos.
b. Lahan sudah dibajak diratakan dan dipetak-petak agar kita lebih mudah mengontrol airnya.
c. Lahan diratakan dan usahakan air sawah itu hanya berada di petak artinya air lahan pecak-pecak (lacok-lacok=minang)
d. Garislah lahan dengan ukuran jarak garis 35 cm.
e. Dua hari sebelum tanam lahan di taburi pupuk sebaiknya pupuk yang dipakai adalah pupuk organik.
4. Cara Tanam
Setelah lahan siap tanam, maka bibit yang sudah berumur 10 hari siap di pindahkan ke lahan tanam. Untuk menanam padi caranya sebagai berikut:
a. Untuk bibit yang disemai dalam baki bisa baki langsung diangkat ke lahan siap tanam atau benih diangkat kelahan tanam dengan dicabut dahulu dari media semai (khusus untuk yang dicabut hati-hati jangan sampai padi yang menempel pada benih terlepas)
b. Tanam benih dilahan dengan jarak tanam 35 cm
c. Menanam benih jangan sampai dibenam seperti menanam benih ala konvensional.
d. Ambil benih yang padinya masih menempel dan cukup di letakkan diatas tanah dengan sedikit menggesekkan benih ketanah dan kemudian ditutup dengan tanah setujuk jari.
e. Jaga media tanam jangan samapi digenang air.
5. Perawatan
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal harus dilakukan perawatan yang intensif. Dan perawatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan perawatan tanam padi yang sudah kita warisi dari nenek moyang terdahulu. Beberapa langkah perawatan yang perlu dilakukan:
a. Setelah padi berumur 10 hari setelah tanam semprot lah dengan pupuk organik (untuk pupuk organik diserahkan kepada kita masing-masing.)
b. Umur 25 hari semprot lagi (pada usia ini padi sudah bisa diberi air yang agak banyak)
c. Umur 40 hari ulangi lagi penyemprotan
d. Umur 60 hari kembali lagi disemprot
e. (atau berilah pupuk seperti biasa kita bertanam padi disini dianjurkan pakai pupuk organik)
f. Pertumbuhan padi yang baik dan bagus adalah untuk satu rumpun menghasilkan 45 sampai dengan 60 batang padi
g. Biasanya padi bisa menghasilkan anak sampai 100 batang, tetapi ukuran itu tidak menghasilkan panen yang maksimal karena akan berpengaruh kepada buah yang dihasilkan.
f. Setelah usia 2 bualan genangilah air sawah agar pertumbuhan anak padi tidak bertambah.

BUDIDAYA SALAK PONDOH

Budidaya Salak Pondoh dan Cara Menanamnya yang Baik


Budidaya, salak, pondoh, cara menanam, tanaman
Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit  adalah usaha untuk mendapatkan bibit yang unggul dalam budidaya salak pondoh agar diperoleh hasil yang maksimal. Mengenai pemilihan bibit ini ada beberapa hal yang perlu kita ketahui. Cara memperoleh bibit tanaman buah-buahan pada umumnya dapat diperoleh dengan 2 cara, yaitu:

1.    Generatif
Bibit tanaman yang diperoleh dengan cara generative berasal dari biji yang dibenihkan. Cara generative ini sudah jarang dilaksanakan karena memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a.    Buah yang dihasilkan dalam waktu yang lama.
b.    Sifat buah yang dihasilkan akan berbeda dengan sifat induk.
c.  Hanya dilakukan jika tidak dapat dilakukan dengan cara vegetative, atau hanya dapat dikembangbiakkan dengan biji saja.

2.    Vegetatif
Bibit tanaman yang diperoleh dengan cara vegetative, tidak berasal dari biji, namun dari bagian lain dari tumbuhan. Misalnya, akar, batang, dan daun.
Keuntungan perkembang biakkan vegetative adalah:

a.    Tumbuhan hasil perkembangbiakkan cepat menghasilkan buah.
b.    Hasil buah akan sama dengan sifat induknya
c.    Sifat induk dapat dipertahankan sampai keturunan selanjutnya.
Untuk salak pondoh, cara memperoleh yang biasa digunakan adalah dengan cara pembenihan dari biji, tunas anakan, dan cangkok.

Penggunaan jenis bibit sangat berpengaruh pada kecepatan berbuah suatu tanaman. Jika bibit yang diperoleh dengan cara generative maka akan memerlukan waktu yang lama untuk dapat berbuah, yaitu sekitar 8-10 tahun. Hal itu karena tumbuhan harus memulai fase vegetative dengan menyediakan akar, batang dan daun terlebih dahulu sampai besar, baru fase generative untuk berbunga dan berbuah. Contohnya, mangga yang ditanam dari biji akan berbuah dalam umur 6 tahun, namun dengan cangkokan hanya dalam umur 3 tahun sudah dapat berbuah.

Sebaliknya, jika bibit tanaman yang kita pilih berasal dari bibit vegetative, maka tanaman akan cepat berbuah, karena tumbuhan sudah memiliki organ tubuh yang lengkap yaitu akar, batang, dan daun. Sehingga tumbuhan tinggal melaksanakan fase generative yaitu berbunga dan berbuah.

3.    Pemilihan bibit
Bila kita memperoleh bibit tanaman dengan cara membeli, kita akan merasa kecewa sebab tidak seperti apa yang kita harapkan. Hal ini terjadi karena bibit berasal dari cara generative, jadi dapat mengalami perubahan sifat. Sehingga, jika kita ingin mempertahankan sifat unggul harus didapat dari cara vegetative. 
Kita tidak bisa mengetahui bagaimana cara penjual memperoleh bibit, maka sebaiknya kita membeli pada pedagang yang dapat dipercaya, dan yang sudah kita kenal dengan baik.
Selain itu, ada cara yang lain yaitu dengan membeli bibit pada pedagang yang sudah bersertifikat sehingga ada jaminan mutunya. Tujuan sertifikasi ini untuk melindungi konsumen dari kerugian yang mungkin  dapat dialaminya. Sebab bila kita salah dalam pemilihan bibit ini, kita akan mengalami kerugian waktu, tenaga , dan biaya.

B.    Pengolahan Tanah

Proses pengolahan tanah harus direncanakan dengan baik, yaitu meliputi:
1.    Pembuatan saluran
Saluran di sekitar kebun dibuat untuk saluran air di musim hujan, dan untuk mengairi kebun di musim kemarau.

2.    Pengaturan jarak tanam
Pengaturan jarak tanam antara system penanaman monokultur berbeda dengan polikultur. Sistem monokultur adalah system penanaman yang hanya menanam satu jenis tanaman dalam satu areal. Jarak yang dipakai untuk menanam salak pondoh adalah 2 x 2 meter, dengan jumlah tanaman 1.800 rumpun untuk tiap hektarenya.
Sedangkan system polikultur adalah menanam areal kebun dengan beberapa jenis tanaman. Untuk system ini, jarak tanam antara tanaman yang satu dengan yang lain adalah 1,5 x 1,5 meter. Selain itu, ada tambahan bahwa untuk tanah yang subur, jarak tanam antara tumbuhan satu dengan yang lain lebih luas dibandingkan tanah yang kritis.

3.    Pembuatan lubang tanam

Setelah kita tentukan jarak tanam antara tumbuhan salak yang satu dengan yang lain, maka kita sekarang mulai membuat lubang tanam. Ukuran lubang tanam adalah 50 x 50 x 50 cm atau 75 x 75 x 75 cm. Pada saat membuat lubang tanam, sebaiknya dipisahkan antara tanah yang di bagian atas dan tanah bagian bawah.

Setelah pembuatan lubang selesai, lubang dibiarkan dahulu selama 3 minggu agar terkena sinar matahari. Selain itu, kedalaman lubang ditambahkan pupuk kandang atau pupuk kompos kira-kira 15 kg. Masukkan kembali tanah yang telah berisi pupuk, tunggu selama 1 minggu baru dapat ditanami dengan tanaman salak pondoh

C. Penanaman
Langkah selanjutnya setelah pengolahan tanah adalah penanaman bibit salak pondoh, yang dilakasanakan pada awal musim hujan yaitu sekitar bulan Nopember. Sebab selain udara yang sejuk, juga tersedianya air yang cukup pada musim hujan, sehingga tumbuhan salak pondoh cepat tumbuh dengan baik.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penanaman bibit salak pondoh adalah:

1.    Waktu tanam
Seperti telah dijelaskan di depan, bahwa waktu untuk penanaman bibit salak pondoh yang baik adalah pada awal musim penghujan, yaitu sekitar bulan November. Pada saat itu masih tersedia cukup air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembang biakkan salak pondoh.
Selain itu, juga untuk menghemat tenaga penyiraman, karena lingkungan tempat hidup tanaman salak pondoh sudah basah oleh air hujan.

2.    Jumlah bibit
Jika bibit salak pondoh yang merupakan hasil perbanyakan dari biji,, di tiap lubang tanam diberi 2 rumpun, sebab kita tidak tahu jenis kalamin dari tiap rumpun tanaman salak pondoh tersebut. Jadi untuk persiapan agar tanaman salak pondoh dapat berbuah.
Namun, jika bibit tanaman salak pondoh berasal dari bi it cangkokan, maka untuk setiap lubang tanam hanya diberi satu rumpun bibit tanaman salak pondoh, karena jenis kelamin induknya sudah diketahui sebelumnya.
Cara penanaman bibit salak pondoh:

a.    Keluarka bibit dari kantong plastic/polybag.
b.    Masukkan dalam lubang tanam yang telah tersedia.
c.    Timbun dengan tanah yang sudah bercaampur dengan pupuk.
d.    Tambahkan ajir di sekeliling tanaman salak pondoh agar tidak roboh oleh angin.
e.    Pangkaslah sebagian daunnya kurang lebih sebanyak 75%, dengan tujuan untuk mengurangi penguapan.
f.    Hati-hati dalam menanam bibit salak pondoh, jangan sampai akarnya rusak sebab tumbuhan tersebut akan mati.
g.    Jangan mencampur jenis bibit salak pondoh yang satu dengan yang lain. Jika dicampur akan menyebabkan terjadinya perkawinan silang, sehingga yang didapat adalah buah salak yang berbeda dari tanaman induknya atau tidak seperti yang kita harapkan.

Pemeliharaan tanaman salak pondoh terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1.    Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti bibit tanaman salak yang sudah ditanam, biasanya terjadi karena beberapa alas an, yaitu:
a.    Bibit tanaman salak pondoh yang sudah ditanam mati.
b.    Bibit tanaman salak pondoh terhambat atau lambat pertumbuhannya/tidak sama seperti yang lain.
c.    Bibit tanaman salak tidak sesuai yang diingiinkan, misalnya perbandingan antara salak pondoh yang jantan dan yang betina tidak seimbang.
d.    Tanaman dapat diketahui jenis kelaminnya setelah salak pondoh tersebut berbunga.

Penggantian bibit atau penyulaman ini, sebaiknya dengan menggunakan bibit yang sehat, umurnya sama, dan berbuah banyak. Waktu penyulaman pada awal musim hujan agar kita tidak repot menyiraminya dan cepat tumbuh pohon salak pondohnya.

Cara pengambilan bibit untuk penyulaman dilakukan dengan cara putar, yaitu dengan membongkar bibit bersama tanahnya, lalu dibersihkan agar akar dapat tumbuh baik dan terbebas dari rayap.
Tahap-tahap pembongkaran tanaman salak pondoh yang sudah dewasa, yaitu:

a.    Ikat pelepah tanaman salak pondoh dengan tali yang kuat.
b.    Tanaman salak pondoh ditopang dengan bamboo agar tidak roboh.
c.    Pembomgkaran tanaman dilakukan dengan jarak dari pangkal pohon sejauh 20 cm
d.    Potong akar sebanyak 75%, dan sisakan sebanyak 25% agar tanaman tidak mati.
e.    Isilah lubang galian dengan pupuk kandang atau pupuk kompos, dengan perbandingan 1:1.
f.    Bongkar dan pindahkan tanaman dengan hati-hati agar tanaman salak pondoh tidak rusak.
g.    Angkut dan masukkan pada tempat penanaman, jangan lupa beri ajir atau penyangga agar tidak roboh.

2.    Pemupukan
Seperti makhluk hidup yang lain, salak pondoh juga memerlukan makanan yang berguna untuk pertumbuhan sampai menghasilkan buah. Zat makanan tumbuhan berasal dari dalam tanah, yang diambil oleh akar lewat pembuluh kayu di bawa ke daun untuk fotosintesis, dan hasilnya kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan oleh pembuluh tapis.
Tujuan pemberian pupuk adalah agar tumbuhan menjadi:

a.    Tumbuh dengan baik dan subur, karena tersedianya unsure hara di dalam tanah secara lengkap.
b.    Sehat, tidak mengalami gangguan, baik hama ataupun penyakit karena kekurangan salah satu unsure.
c.    Berproduksi dengan banyak. Produksi yang banyak dapat terwujud jika tanaman salak pondoh dalam keadaan subur dan sehat.
Macam-macam pupuk yang dapat dipakai untuk tanaman, yaitu:
a.    Pupuk alamiah: pupuk kandang dan pupuk kompos.
b.    Pupuk buatan:Urea, NPK, TSP, KCL, ZA.

Sedangkan pupuk yang dipakai  untuk tanaman salak pondoh adalah pupuk kandang atau kompos dan NPK (pupuk buatan yang terdiri dari unsure natrium, kalium dan fospat)
Tujuan pemberian pupuk kandang agar kesuburan tanah dan struktur tanah tetap terjaga dengan ukuran 15 kg untuk tiap rumpun tanaman salak pondoh selama setahun sekali. Sedangkan pemakaian pupuk buatan atau organic yang berupa NPK (Natrium kalium Fospat),  dan campurkan antara urea, TSP dan KCL, dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

3.    Penggemburan tanah

Penggemburan tanah adalah usaha untuk menjaga agar tanah tetap gembur. Tanah yang gembur mempermudah akar untuk bernapas dan dapat bergerak dengan leluasa untuk mencari sumber air atau sumber makanan, sehingga tumbuhan salk pondoh dapat tumbuh dengan subur. Selain itu, dapat merangsang tumbuhnya tunas baru yang dapat menjadi tunas anakan untuk bibit tanaman salak pondoh yang baru. Penggemburan dilakukan pada waktu pemberian pupuk. Penggemburan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman salak pondoh induk maupun tunas anakan yang sudah mulai tumbuh.

Hasil penggemburan dapat diletakkan disekitar tanaman salak pondoh, sehingga tanamannya menjadi lebih kokoh dan merangsang tumbuhnya tunas baru. Jangan menimbun tanah terlalu tinggi dan tanahnya jangan dipadatkan, sebab akar akan kesulitan dalam mengambil makanan yang lebih luas dan mengalami kesulitan dalam bernapas. Hal ini akan menyebabkan beberapa masalah pada tumbuhan salak pondoh, antara lain:

a.    Pertumbuhan yang terjadi sacara tidak sempurna.
b.    Waktu berproduksi yang lebih lambat dibandingkan dengan yang lain.
c.    Bila berproduksi, didapatkan hasil yang sedikit dan mutu tidak seperti yang diharapkan.

4.    Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan pembuangan rumput liar di sekitar tanaman salak pondoh. Kegiatan ini dilakukan agar pertumbuhan salak pondoh adalah saat pemberian pupuk yang pertama, yaitu dilakukan sekitar 6 bulan pertama umur tanaman.
Untuk seterusnya, kegiatyan penyiangan dilakukan secara rutin tiap 4 bulan sekali. Tujuan penyiangan bagi tanaman salak pondoh adalah untuk:
a.    Menjaga kestabilan tanah
b.    Menjaga kesuburan tanah
c.    Menambah kesuburan tanaman
d.    Menjaga pertumbuhan salak pondoh agar sempurna
e.    Mendapatkan hasil produksi berupa buah yang bermutu dan berjumlah banyak.

5.    Pengairan

Pengairan adalah kegiatan pembarian dan penyediaan air bagi tanaman. Kebutuhan akan air yang terpenuhi akan membuat tanaman menjadi tumbuh dan berproduksi dengan baik. Tanaman salak pondoh memerlukan air yang cukup banyak, terutama dimusim kemarau. Pengaturan pemberian air pada tanaman salak pondoh dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:

a.    Jenis tanah
Jik tanah tempat tumbuh salak pondoh berpasir, maka kebutuhan akan air lebih banyak dibandingkan tanah liat, karena tanah berpasir cepat basah dan cepat menguap/kering.
b.    Iklim
Pada musim hujan kebutuhan akan air sudah tercukupi, sehingga tidak perlu penyiraman. Lainhalnya pada musim kemarau, tanaman membutuhkan air yang banyak.
c.    Kesuburan tanah
Tanah yang subur adalah tanah yang banyak mengandung zat organic, termasuk air, sehingga kebutuhan air untuk tanah yang subur lebih sedikit dibandingkan tanah yang tandus atau gersang.
d.    Pancaran sinar matahari
Daerah yang pancaran sinar matahari diterima langsung dan penuh, misalnya daerah dataran rendah, membutuhkan air yang lebih banyak . Sedangkan daerah dataran tinggi/pegunungan membutuhkan air yang lebih sedikit karena pancaran sinar mataharinya agak berkurang jumlahnya.
e.    Luas lahan dan tingkat pertumbuhan
Lahan yang luas membutuhkan air yang lebih banyak dibandingkan lahan yang sempit. Selain itu, tingkat pertumbuhan salak pondoh juga mempengaruhi kebutuhan air, misalnya tanaman yang kecil tentunya memiliki kebutuhan air lebih sedikit dibandingkan tanaman salak pondoh yang sudah besar.

6.    Pemangkasan
Kegiatan pemangkasan pada tanaman salak pondoh bertujuan untuk:
a.    Mengatur banyaknya pelepah daun.
b.    Mengatur banyaknya tunas
c.    Agar lingkungan tidak terlalu lembap.
Pemangkasan ditujukan pada pelepah yang sudah tua dan tunas anakan yang terlalu banyak. Waktu pemangkasan yaitu pada saat tanaman salak pondoh sudah mulai berbunga dan mulai berbuah, agar konsentrasi ditujukan untuk proses pembuahan. Pelaksanaan pemangkasan secara rutin setiap 2 bulan sekali atau setelah panen, termasuk pemangkasan tandan buah  yang sudah kering.

7.    Penyerbukan

Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala putik atau peristiwa perkawinan. Perkawinan ini akan diikuti dengan pembuahan. Tanaman salak adalah tumbuhan yang dapat melakukan penyerbukan sendiri, tanpa campur tangan manusia. Namun, kadang-kadang dapat dibantu oleh angin dan serangga, termasuk manusia ikut membantu penyerbukan tanaman salak pondoh karena ingin mendapatkan hasil yang baik.
Tanaman salak pondoh mulai berbunga pada umur 2 tahun untuk bibit dari tunas anakan dan 3 tahun untuk bibit dari biji. Tanaman salak pondoh berbunga pada umur 3 tahun.
   
Tanda-tanda tanaman salak pondoh siap untuk penyerbukan adalah:

a.    Pecahnya seludang bunga betina,
b.    Berbau wangi, dan
c.    Berwarna merah.
Cara penyerbukan bunga tanaman salak pondoh adalah sebagai berikut:
a.    Oleskan bunga jantan pada bunga betina.
b.    Usahakan benang sari bunga jantan menempel pada bagian putik bunga betina.
8.    Pengendalian Hama Penyakit

Walaupun tanaman salak pondoh termasuk tanaman yang tahan terhadap hama penyakit, namun tetap saja ada beberapa tanaman yang terkena serangan hama dan penyakit. Jika kita ingin bercocok tanam salak pondoh dengan baik dan tidak terserang hama penyakit, kita perlu melakukan beberapa pencegahan, antara lain:

a.    Menjaga kebersihan kebun, baim dari sampah maupun dari gulma/tanaman pengganggu.
b.    Memberikan pupuk yang sesuai, baik jenis maupun dosisnya agar tumbuh dengan sehat.
c.    Menjaga kelembapan lokasi bertanam salak pondoh, lakukan pemangkasan bila perlu.
d.    Lakukan penyemprotan bila terdapat hama atau penyakit.
e.    Menjaga kesuburan dan  kegemburan tanah sehingga pertukaran udara berlangsung dengan baik.
Kita perlu mengenal beberapa jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman salak pondoh. Jenis hama dan penyakit yang sering  merusak tanaman salak pondoh, yaitu:

a.    Hama perusak akar tanaman salak pondoh
Hama ini berupa cacing tanah, yang mengakibatkan tanaman menjadi  pendek/kerdil, daun menguning, dan akhirnya mati. Pengobatannya dengan memberikan Furadan 3 G, Curater 3 G, dan Khriphos 25 EC.

b.    Hama perusak batang tanaman salak pondoh. 
Hama ini berupa kumbang yang meyerang tanaman muda. Mula-mula bagian daun, lalu masuk melalui pelepah ke dalam batang. Akibat yang dialami tanaman salak pondoh adalah daunnya menguning, kerdil, dan akhirnya mati. Penanggulangannya dengan membasmi kumbang menggunakan insektisida Thiodan, Decis, dan Superdice. Cara pemberantasan dilakukan dengan penyemprotan pada bagian yang terkena serangan.

c.    Binatang perusak buah salak pondoh
Binatang yang sering merusak buah salak pondoh adalah tupai dan tikus. Gejalanya berupa bekas gigitan pada buah atau pangkal buah. Pemberantasan dilakukan dengan racun pospit, dan klerat atau dengan cara memburu tikus dan tupai tersebut.

d.    Penyakit jamur pada salak pondoh
Cendawan atay jamur adalah penyakit yang menyerang bagian pangkal batang dan bagian buah. Penyakit ini muncul pada musim hujan yang terus-menerus dan kebun tanaman salak pondoh yang lembap. Pemberantasannya dengan menyemprotkan fungisida Dithane, Antracol, dan Velimex.







BUDIDAYA TANAMAN DURIAN


Budidaya Tanaman Durian

BUDIDAYA DURIAN
Durian (Durian Zibethinus Murr) merupakan tanama asli Asia Tenggara yang beriklim tropis, berikut ini akan diuraikan secara singkat budi daya tanaman durian sebagai panduan umum :
Syarat Tumbuh
Tanaman durian akan tumbuh secara oftimal pada daerah tropis pada ketinggian 50 – 1000 Dpl serta intensitas cahaya matahari 40 – 50% dengan suhu 22 – 30 o. curah hujan antara 1500 – 2500 mm pertahun, kemudian daerah itu mengalami bulan basah selama 9 – 11 bulan pertahun dan bulan kering selama 3 – 4 bulan untuk proses pembuangan.
Tanah lempung berpasir subur dan memiliki kandungan bahan organik adalah tanah yang cocok bagi tanaman durian. Kemudian jenis tanah latosol,
Podsolik merah kuning, adosol merupakan jenis tanah yang paling cocok bagi tanaman durian. Tekstur tanah yang berat seperti tanah liat, kurang baik bagi tanaman durian karma proses pengeringanya sangat sulit terutama pada musim hujan, kemidian pada musim kemarau tanah liat menjadi keras sehingga tanaman durian susah menyerap air dan pertumbuhan akarnya terganggu. Kemudian topografi yang baik bagi tanaman durian adalah yang agak miring tetapi tidak melebihi 35o,untuk tanah miring perlu terasiring untuk mencegah erosi. Akar tanaman durian sanggup menembus kedalam tanah hingga tiga meter, maka lokasi yang baik adalah yang memiliki kedalaman air tanah sekitar 50 – 300 cm. Lokasi yang terlalu rendah air tanahnya dapat mengakibatkan kebusukan akar. Selain dari pada itu yang perlu diperhatikan adalah pH tanah yang terkandung, pH tanah yang baik sekitar 6,0 – 7,0 jika pH tanah kurang dari nilai itu kapur dolomit dapat digunakan untuk menetralkanya.
1.2. Penanaman Tanaman Durian
1.2.1 Memilih bibit
Langkah awal sebelum menanam adalah memiliki bibit yang baik dengan Varietas unggul yang telah disahkan oleh department pertaniaan.
Selain daripada itu juga perlu diperhatikan jenis durian unggul yang cocok untuk ditanam pada lokasi yang sesuai dengan asal induk tanaman misalnya jenis matahari, durian ini asli jonggol jawa barat maka cocok ditanam di daerah jawa barat namaun untuk jenis durian introduksi dari Thailand misalnya jenis monthong dan chanee tidak terpengaruh oleh kondisi lahan , artinya ditanam didaerah manapun akan sama hasilnya dengan induk tanamanya (mudah beradaptasi), hal inilah salahsatu keunggulan jenis monthong dan chanee. Adapun cirri – ciri umum bibit durian yang baik selain jenis / Varietasnya adalah sebagai berikut :
Bibit Sehat dan Segar
Bebas Hama dan Penyakit
Daunya banyak
Batangnya kokoh dan percabanganya 2 – 4 arah
Pada batang terlihat adanya perkembangan tunas-tunas baru
Keseimbangan antara tinggi tanaman dengan jumlah daun
1.2.2 Penanaman Bibit
Persiapan awal dalam penanaman bibit terlebih dahulu lahan dibersihkan dari tanaman lain yang kira – kira mengganggu sinar matahari, karena tanaman durian sangat membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhanya. Jarak tanaman yang ideal adalah dengan ukuran 10 x 10 m atau batas minimal jarak penanaman 8 x 8 m.Dengan pola jarak tanam ini maka tanaman tidak saling berebut unsur hara, penyebaran penyakit tidak mudah menyebar dan sinar matahari efektif menembus tanaman. Lubang tanam yang telah dibuat kemudian didiamkan/dikosongkan selama tiga sampai satu minggu, hal ini dilakukan dengan maksud agar gas – gas beracun dalam tanah akan hilang sehingga tanaman akan tumbuh dengan oftimal. Penanaman dilakukan setelah lubang terlebih dahulu dikosongkan dengan posisi menghadap matahari pagi serta bentuk penanaman berbentuk kerucut/donat hal ini dimaksudkan untuk menghindari genangan air pada sekitar lubang tanaman. Tahap akhir dari proses penanaman adalah penyiraman dengan air disekitar tanaman sebanyak -+10 liter air.
Pemupukan
Pemupukan tanaman durian dapat menggunakan pupuk organik. Pada masa awal pertumbuhan tanaman diberi pupuk yang mempunyai kandungan nitrogen dan fosfor yang tinggi, pemberian pupuk organik atau pupuk kadang pertamakali bersamaan dengan penanaman sebanyak satu karung (30 kg). pemberian pupuk kandang diulang setahun sekali , pemupukan diberikan pada akhir misim hujan atau awal musim kemarau ,adapun cara pupuk kandang adalah dengan cara ditaburkan dibawah tajuk dalam tanaman.
Untuk mendapatkan kualitas terbaik pupuk organik, maka perlu diperhatikan tingkat kematangan dan efektifitas pupuk serta mudah diserap tanaman . Untuk mendapatkan hal itu maka perlu dilakukan fermentasi pupuk kandang. Adapun bahan utama untuk memfermentasikan pupuk kandang adalah dengan pemberian micro organisme. Bahan micro organisme yang dianjurkan menggunakan KATALEK, yang terbukti efektif dengan hasil yang memuaskan. Perbandingan antara pupuk kandang dengan katalek adalah 1Kg Katalek : 1 ton pupuk kandang.
Hal yang sangat penting dalam perlakuan pupuk organik yaitu adalah dengan pemberian unsur kalsium tinggi(Cals). Karena unsur ini sangat berguna dalam hal memprotek tanaman dari segala kondisi, memberikan kemudahan penyerapan unsur makro dan mikro, dan sebagai penetralisir tanah.
Kemudian pemupukan dengan pupuk anorganik pemberianya dapat dilakukan dengan cara dibenamkan kedalam disekeliling tanaman. Pembenaman dapat dilakukan dengan cara menggali tanah membentuk parit mengelilingi pohon dibawah tajuk terluar tanaman. Pemberian pupuk anorganik pertamakali dilakukan pada saat tanaman berumur dua bulaln (setelah tanam),Pemupukan ini diulang setiap 6 bulan. Pemupukan dilakukan sejak awal pertumbuhan sampai pada tahun ketiga ditujukan untuk pertumbuhan tanaman, pada masa ini pilihan pupuk NPK dengan kadar N tinggi.Setelah menginjak tahun ketiga, selain untuk pertumbuhan, pemupukan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bunga, sebagai patokan pemberian pupuk anorganik yaitu NPK adalah sebagai berikut :
Pemupukan pertama yaitu dua bulan setelah tanaman dengan pupuk Urea, SP, KCL,dengan perbandingan 4 bagian urea, 2 bagian SP, 1bagian KCL, (4:2:1). Dosisnya 250 gram pertanaman dan seterusnya 750 gram s/d 2kg.
Setelah memasuki masa produktif + umur 3 tahun tanaman durian dipupuk NPK pembuahan yaitu NPK 15 – 15 – 15 atau NPK 16 – 16 – 16 apabila mencampur sendiri menggunakan pupuk Urea, SP, KCL, dengan perbandingan 2 bagian Urea, 4 bagian SP, 1 bagian KCL (2:4:1) dosis 2 kg pertanaman .
Untuk memperbaiki kualitas buah yang lebih baik (mempertahankan kualitas buah) diberikan KnO3 sebelum masa pembuangan.
Pemberian pupuk anorganik NPK setelah berbuah cukup 1 kali setahun yaitu sebelum berbunga. Untuk lebih detail lihat pada lampiran mengenai program pemupukan.
1.4.Pemeliharaan
1.4.1. Pengairan
Pada masa awal pertumbuhan tanaman durian, setiap tanaman membutuhkan air sebanyak 10 – 20 liter perhari. Cara penyiraman agar tidak terjadi genangan yang mengakibatkan kelembaban tanah serta busuk akar maka cara yang ideal adalah dilakukan 2 hari sekali atau tergantung kondisi tanah dan cuaca, penyiraman paling baik pada pagi hari cara ini dilakukan pada masa awal pertumbuhan sampai tanaman lewat masa pertumbuhan (satu bulan). Penyiraman selanjutnya dilakukan minimal satu minggu sekali. Penyiraman rutin dilakukan terutama pada saat musim kemarau.
1.4.2. Penyiangan
Secara rutin tanaman durian harus dibersihkan dari rumput yang terdapat dibawah tajuk. Cara pembersihan rumput harus menghindari tertutupnya akar mayang yang muncul dipermukaan tanah. Apabila bamnyak akar mayang yang terputus maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat atau stress, maka cara yang ideal yaitu dengan cara mencabut rumput atau memangkas rumput tidak sampai mengenai tanah serat dengan menimbun tanah atau pupuk kandang dibawah tajuk tanaman. Selain dari pada itu tanaman durian harus terbebas dari tanaman lain yang menghalangi sinar matahari.
1.4.3. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk pohon agar memiliki percabangan yang seimbang dan kuat. Pemangkasan ini dilakukan pada saat tanaman menginjak umur 1,5 tahun dimana tanaman mulaili memiliki percabangan yang banyak. Pemangkasan pertama dilakukan pada cabang pertama dan kedua yang mengarah ke tanah. Hal ini dilakukan agar batang tidak terlindungi oleh cabang yang berdaun lebat sehingga sinar matahari masuk dan terhindar dari kelembaban, pemangkasan kedua dilakukan pada saat setelah panen buah. Pada saat itu akan tumbuh tunas – tunas baru yang tak beraturan. Tunas – tunas tersebut jika dibiarkan akan mengganggu sinar matahari masuk. Untuk itu maka perlu dilakukan pengurangan tunas – tunas yang tidak produktif.
1.4.4. Formula Penyemprotan
Untuk membantu pertumbuhan tanaman dan pencegahan terhadap hama serta penyakit maka harus dilakukan penyemprotan dengan dosis yang seimbang secara rutin dilakukan setiap bulanya minimal dua kali atau disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhanya, penyemprotan dilakukan pada pagi hari dan disemprot secara merata kedalam daun dan batang tanaman, berikut ini akan dijelaskan tentang pembuatan formula penyemprotan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Tahap usia pertumbuhan,(ukuran Untuk Kebutuhan Volume Air 15 Liter )
Keterangan Jenis Dosis
1.Tahap Usia Pertumbuhan
Insektisida Curacron 20 cc
Fungisida To fresh/Dithane 30 gram
Zat Tumbuh Atonik 30 gram
Pupuk Daun 40cc
Perekat Agristik 10 cc
2. Tahap Usia Produktif : (ukuran untuk kebutuhan volume air 15liter)
Keterangan Jenis Dosis
Insektisida Curacron 20 cc
Fungisida To fresh/Dithane 20 gram
Pupuk daun  40 cc
Perekat Agristik 10 cc
3. Tahap tanaman berbuah
Keterangan Jenis Dosis
Insektisida Curacron 20 cc
Fungisida To fresh/Dithane 20 gram
Asam Amino  40 cc
Pupuk Daun 40 cc
Perekat Agristik 10 cc
1.5. Hama dan Penyakit tanaman Durian
Penanggulangan hama dan penyakit merupakan hal yang sangat penting dalam usaha tani tanaman durian. Oleh karena serangan hama dan penyakit dapat menurunkan produksi dan kualitas buah, bahkan dapat mematikan tanaman durian. Penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan seperti mencegah masuknya hama dan penyakit ke lokasi kebun dengan karantina bibit. Memusnahkan tanaman, mengsanitasi kebun dengan baik. Menanam tanaman pelindung untuk mengalihkan serangan hama dan penyakit.
1.5.1.Hama Tanaman Durian
Penggerek batang,Batocera Naminator, Xylentus Lenconotus, Lamzera Coffeae, Menyerang tanaman dengan membuat lubang pada batang, dahan dan ranting. Ciri-ciri serangan penggerek tersebut ditandai dengan adanya lubang yang disertai kotoran dan cairan berwana merah dari bekas kayu yang diserang penggerek, akibat serangan tersebut tanaman menjadi layu, daun – daun kering dan rontok akhirnya tanamanpun mengalami kematian. Pengendalian terhadap penggerek batang antara lain dengan cara sebagai berikut :
Menjaga sanitasi kebun dengan cara memusnahkan rumput – rumputan, gulma, tanaman inang, dan daun – daun durian yang sudah rotok.
Memotong dan memusahkan batang dan ranting yang terkena serangan hebat.
Menutup bekas lubang penggerek dengan kapas yang sudah diberi insektisida sistemik.
Menyuntik tanaman dengan menggunakan insektisida sistemik melalui akar atau daun.
1.5.1.2. Kutu Loncat
Kutu loncat umumnya menyerang daun yang masih muda dengan cara menghisap cairannya. Gejala yang ditimbulkanya secara langsung adalah daun berwarna berbintik – bintik berwarna kecoklatan. Daun keriting berlubang, dan berukuran tidak normal / kerdil. Hama ini berukuran kecil, warnanya cokelat dan diselimuti benang – benang lilin berwarna putih sebagai hasil sekresinya. Pengendalian kutu loncat dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sistemik seperti : Curacron, Dursban, dll dengan konsentrasi 0,2 %.
1.5.1.3. Kutu Putih
Hama kutu putih (Psendococus sp.) berbentuk bulat kehijauan dan tumbuhnya diselimuti oleh lapisan lilin agak keputihan. Kutu ini menyerang tanaman durian dengan menghisap cairan daun, hama ini juga menyerang penyakit embun jelaga. Kotoranya yang manis mengundang semut sehingga penyebaranya mengikuti semut. Akibat serangan kutu putih daun menjadi keriting dan merana. Bunga dan buah dapat mengalami kerontokan pemberantasan kutu putih harus sekaligus dengan embun jelaga dan semut yang menjadi sarana penyebaranya pemberantasan dapat dapat menggunakan insektisida dan akarisida.
1.5.2 Penyakit Tanaman
1.5.2.1 Kanker Batang dan Mati Pucuk
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phitophihora palmifora adalah penyakit yang cukup ganas dengan tingkat kematian hingga 50 %. Tanda – tanda yang terkena kanker adalah adanya luka yang mengeluarkan lendir berwarna merah pad kulit batang bagian bawah dekat tanah. Serangan yang hebat membuat batang menjadi busuk, kayunya terbuka dan berwarna merah kecoklatan berbintik merah dan atau ungu, bila serangan semakin mengganas tanaman dapat mati cendawan ini biasanya menyerang tanaman yang digunakan untuk batang bawah pengendalianya selain dengan menggunakan sanitasi kebun, memperlebar jarak tanam, menekan gulma, memangkas tanaman, dapat juga menyemprotkan fungisida (Benlate) pada tanaman atau dengan mengoleskan pada batang yang terluka lalu menutupnya dengan parafin.

1.5.2.2 Busuk Akar
Penyakit busuk akar dapat menyerang tanaman dewasa maupun yang masih bibit. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pyhium vekans. Serangan ditandai dengan bercak nekrotik yang berawal dari ujung akar lateral. Jika akar dibedah pada bagian korteks akan terlihat warna cokelat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak cokelat. Penyakit busuk akar selain disebabkan oleh Phytmum Vexans dapat juga oleh Fisarium sp. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian langsung pada tanaman durian. Penanggulanganya dengan menyemprotkan fungisida dengan bahan aktif : metalaxyl, fosetyl alumunium, atau etridiazole tanaman yang sudah terserang dan mati sebaiknya dibakar dan bekas lubangnya diberi kapur, pencegahan dapat dilakukan dengan pada musim hujan system drainase kebun diperbaiki agar tidak terjadi genangan air yang dapat membusukan akar.
1.5.2.3. Bercak Daun
Penyebab terjadinya penyakit bercak daun adalah cendawan colletotrichun durionis. Gejala serangan ditandai dengan timbulnya bercak – bercak besar kering pada daun tanaman yang akhinya menjadi lubang, serangan ini dapat menyebabkan terganggunya fotosintesis pada daun, pengendalian bercak daun dapat dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang atau dengan menyemprotkan fungisida yang berbahan aktif tembaga.
1.5.2.4. Jamur Umpas
Penyakit ini disebabkan oleh jamur umpas (Pink disease). Gejala yang ditimbulkan yaitu munculnya cairan berwarna kuning pada bagian batang yang terserang dan diselimuti dengan benang – benang jamur berwarna metalik seperti sarang laba – laba. Pada kelembaban yang tinggi benang – benag tersebut akan berubah warna menjadi merah muda (Pink). Serangan jamur umpas ini dapat mengakibatkan kematian cabang, penanggulanganya dengan mengoleskan fungisida berbahan aktif tembaga pada bagian yang terserang. Mengurangi kelembaban diareal penanaman, memotong bagian yang terserang, dan menyemprot tanaman dengan fungisida seperti : Ditane M-45, dll.
1.5.2.5. Busuk Buah
Penyakit busuk buah disebabkan oelh cendawan Phytophhthora palmivora. gejala serangan terlihat adanya bercak – bercak basah berwarna cokelat kehitaman pada kulit buah. Setelah beberapa lama buah akan busuk basah pada bagian yang terserang akan terbentuk miselium dan spogaria berwarna putih. Penanggulamgan penyakit ini selain dengan menyemprotkan fungisida juga dibarengi dengan penyemprotan insektisida untuk membunuh serangga dan siput yang menjadi vektornya. Buah yang telah diserang harus dibuang.
1.5.3 Penyakit Fisiologis
1.5.3.1. Ujung Daun Mengering
Tanaman durian yang terserang penyakit ini ditandai dengan mengeringnya bagian ujung daun dan pinggir – pinggir daun dan berwarna cokelat. Penyebab penyakit ini adalah tanaman durian kekurangan unsure mikro Zn. Penyakit ini dapat mempengaruhi fotosintesis daun. Penanggulanganya dapat dilakukan degan menyemprotkan unsure mikro Zn pada daun. Selain karena kekurangan unsure Zn penyakit ini terjadi karena kekurangan air. Setelah tanaman disiram dan kebutuhan air telah tercukupi kondisi daun tanaman akan berangsur pulih.
1.5.3.2. Daging Buah Keras
Penyakit ini ditandai dengan mengerasnya beberapa bagian buah durian. Selain itu buahpun berwarna pucat dan rasanya hamba. Penyakit ini terjadi padabuah durian karena jumlah biji terlalu banya, selainitu factor lain adalah kekurangan kalsium dan magnesium.
1.6 Masa Panen – Pasca Panen

1.6.1. Masa Panen – Memetik buah Durian
Pada umumnya durian lokal akan berbuah pada umur 8 – 10 tahun, kemudian durian genjah seperti monthong dan chanee akan berbuah pada umur 4 – 5 tahun sejak tanam, masa panen ini berlaku dengan catatan bibit menggunakan sambung pucuk atau okulasi, pada umumnya buah durian akan mengalami tingkat kematangan sempurna 4 bulan setelah bunga mekar. Untuk Janis monthong waktu petik yang tepat adalah 125 – 135 hari. Lalu jenis chanee 110 – 160 hari setelah bunga mekar.
Selain patokan waktu sejak bunga mekar, waktu petik juga dapat dilakukan berdasarkan tanda – tanda fisik pada buah sebagai berikut :
Ujung duri berwarna cokelat tua
Garis –garis diantara duri berwarna lebih jelas
Tangkai buah lunak dan muda dibengkokan
Ruas – ruas ditangkai buah membesar
Buah baunya harum yang khas
Terdengar bunyi kasar dan bergema jika buah di pukul
Pemetikan buah / panen bila hendak di konsumsi langsung bisa dilakukan setelah matang 100 % (buah akan jatuh sendiri). Bila panen bertujuan untuk komersial dengan pengangkutanjarak jauh (eksport). Pemetikan sebaiknya dilakukan pada tingkat kematangan 80 % akan diperoleh 100 hari sejak bunga mekar, durian pada tinggakat kematangan ini dapat disimpan 2 – 3 minggu. Alat yangdigunakanuntuk memetik buah durian dapat menggunakan pisau atau galah berpisau. Yang dipotong adalah tangkai buah yang dekat pangkal batang, kemudian buah jangan sampai jatuh agar tidak merusak buah durian.
1.6.2. Penanganan masa Panen
Buah hasil pemetikan perlu penanganan yang tepat agar kualitasnya tetap terjaga hingga ditempat penjualan, eksport, pasar regional, supermarket , dan lain – lain . adapun cara penangananya yaitu sebagai berikut :
Setelah pemetikan selesai, buah diberi label/keterangan tentang asal kebun atau pohon dan jenis durianya, hal ini dilakukan untuk mengkontrol kualitas buah.
Buah dicuci dengan air untuk membersihkan dari kotoran yang melekat pada buah.
Buah dicelupkan pada larutan fungisida benomil atau O-ethyl phosphonate untuk menghindari kebusukan karena cendawan Phytophtora sp selama masa pemeraman atau pengangkutan.
Buah diangin – anginakan supaya kering.
Buah diseleksi /disortir berdasarkan grade (tingkat) mutu buah untuk pasar amerika serikat dan eropa, berat yang diminta : 2,5 – 3 kg untuk asia bobot yang diminta 2 – 5 kg. selain berdasarkan bobot, seleksi dapat dilakukan berdasarkan jumlah juring dan isinya untuk durian monthong, adapun spesifikasinya yaitu sebagai berikut :
Mutu kelas 1 : memiliki 4 – 5 juring yang terisi penuh
Mutu kelas 2 : memiliki 5 juring, 2 juring yang terisi penuh
Mutu kelas 3 : memiliki 5 juring, 3 juring yang tidak terisi penuh, buah kelas tiga ini hanya bisa dijual dipasar lokal
Setelah buah di seleksi, buah dimasukan kedalam peti atau kotak karton yang bisa menampung 3-5 buah durian.
Namun ada metode packing lainya yaitu dengan mengupas buah durian kemudian daging buahnya disimpan dalam pembungkusplastik kedap udara.



sumber : binausaha-mandiri.blogspot.com

BUDIDAYA TANAMAN PEPAYA

Cara Menanam Pepaya


PELAKSANAAN BUDIDAYA PEPAYA
Persiapan Lahan
Persiapan lahan meliputi pembuatan lubang tanam (pembolongan mulsa) tepat di tengah bedengan dgn  jarak tanam ideal 2,75m zigzag. Sistem tanam zigzag bertujuan utk menjaga kelembaban antar bedengan, terutama saat musim hujan. Lubangi mulsa dgn panjang 40cm dan lebar 40cm atau bisa juga berbentuk bulat berdiameter 50 cm, kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam dgn panjang 25cm, lebar 25cm, dan kedalaman 25cm.
Pemberian pupuk kandang yg sudah difermentasi dilakukan 2 minggu sebelum tanam sebanyak 0,5kg/lubang tanam dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 200 g/lubang tanam.
Persiapan Pembibitan Tanaman Pepaya dan Penanamannya
Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan utk melindungi bibit yg masih muda. Kemudian menyediakan media semai dgn komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai berukuran 8cmx10cm. Benih disemaikan ke dalam media sebanyak 1 butir/media. utk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dgn kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 14 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh utk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi.  Penyemprotan dgn fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan pada umur 30 hss (hari setelah semai) dgn dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yg sudah memiliki 4 helai daun sejati siap utk pindah tanam ke lahan.
PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA PEPAYA
Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dgn umur tanaman 1,5 bulan. Tanaman yg sudah terlalu tua apabila masih terus disulam akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
Perempelan
Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yg keluar di ketiak daun. Bertujuan utk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa. Dilakukan sampai dgn munculnya bunga pertama.
Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya pepaya meliputi : pengendalian gulma/rumput dan pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan.
Pengairan diberikan secara terukur, dgn penggenangan atau pengeleban 2 minggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
Pemupukan Susulan
Pupuk akar diberikan sebulan sekali dgn cara pengocoran, yaitu pada umur 1-4 bulan dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, tiap tanaman diberikan 1lt. Sedangkan pada umur di atas 4 bulan dosisnya 5kg NPK 15-15-15 dan 1kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, tiap tanaman diberikan 1lt.

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, sedangkan kandungan Phospat dan kalium tinggi diberikan pada umur di atas 6bulan.
Hama dan Penyakit Pada Budidaya Tanaman Pepaya
Hama Tanaman Pepaya
1.Kutu Daun
Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yg masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yg terserang mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dgn penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.
2.Kutu Putih
Kutu putih berbentuk bulat dan berwarna kehijauan, seluruh tubuhnya diselumuti lapisan lilin berwarna putih. Hama ini menyerang tanaman dgn cara menghisap cairan daun dan menyelubungi buah. Serangan pada bunga menyebabkan kerontokan. Kotorannya sangat manis sehingga mengundang semut. Pengendaliannya dgn penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.
3.Kutu Kebul
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dgn cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.
4.Tungau
Tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun. Daun yg terserang awalnya muncul bintik-bintik berwarna putih kemudian pada serangan berat seluruh permukaan daun akan tampak berselaput putih, serta pada permukaan bawah daun terdpt benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian tungau dpt dilakukan dgn penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif  propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dgn dosis sesuai petunjuk yg tertera pada kemasan.
Penyakit Tanaman Pepaya
1.Layu Bakteri
Serangannya disebabkan oleh bakteri, daun yg terserang terkulai lemas dan gugur, pucuk tanaman membusuk dan terus menjalar ke bawah sampai akhirnya seluruh tanaman membusuk. Pengendaliannya dgn membongkar tanaman yg sakit sampai ke akar-akarnya, serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dgn bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dgn dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, dilakukan pengocoran dgn pestisida organik pada tanah setiap 1 bulan sekali, contoh wonderfat dgn dosis sesuai anjuran pada kemasan.
2.Busuk Phytopthora
Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Pangkal batang yg terserang membusuk kemudian terkulai, serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun yg terserang seperti tersiram air panas, layu, menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum akhirnya rontok. Akar lateral membusuk, membentuk massa spora berwarna coklat tua, lunak dan berbau tidak enak. Pada Buah serangan dimulai dari tangkai buah, buah diselimuti miselium cendawan berwarna putih, akhirnya buah mengeriput dan berwarna hitam. Pengendaliannya dgn sanitasi kebun, membongkar tanaman yg terserang sampai ke akar-akarnya, serta memusnahkan buah yg terserang. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yg bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yg bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram,  atau tiram.
3.Antraknosa
Serangan antraknosa pada buah muda berbentuk luka kecil ditandai adanya getah yg keluar dan mengental, pada buah menjelang masak ditandai bulatan-bulatan kecil berwarna gelap, saat buah mulai masak bulatan semakin membesar berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora. Pengendaliannya dgn sanitasi kebun, serta memusnahkan buah yg terserang. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yg bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
4.Virus
Gejala serangan virus umumnya ditandai dgn pertumbuhan tanaman yg mengerdil, daun mengeriting dan terdpt bercak kuning kebasah-basahan dgn sisi daun bergaris-garis tidak teratur (mosaik). Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yg sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dpt juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yg sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Pepaya
Penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yg tertera di atas setiap melakukan penyemprotan, jangan menggunakan bahan aktif yg sama secara berturut-turut. Tanaman pepaya merupakan tanaman yg tahan terhadap serangan hama penyakit, sehingga penyemprotan dpt dilakukan 1 minggu sekali atau sesuai kebutuhan. Jadi penggunaan pestisida dpt dihemat.
PANEN
Buah pepaya dpt dipanen saat tanaman berumur 7 bulan. Buah yg dipanen adalah buah yg 20% masak. utk menjaga kondisi tanaman agar tetap sehat, pada saat pemanenan gunakan pisau atau sejenisnya supaya bekas potongan tidak mudah terserang penyakit terutama pada musim hujan.
 
 
 
sumber : binausaha-mandiri.blogspot.com

BUDIDAYA KELENGKENG PINGPONG

Buah kelengkeng yang satu ini punya ukuran istimewa yaitu sebesar bola pingpong. Kelengkeng varietas pingpong berasal dari Vietnam di daerah sekitar delta sungai Mekong dan Vietnam bagian tenggara. Di daerah asalnya, kelengkeng varietas pingpong (kelengkeng pingpong) dikenal dengan nama Xuongcomvang. Seperti saudaranya kelengkeng jenis Diamond river, Kelengkeng pingpong ini merupakan tanaman asli daerah tropis. Hal inilah yang membedakan dengan Itoh (E-daw) yang merupakan tanaman subtropis.

Kelengkeng pingpong sangat mudah untuk dibudidayakan di tanah terbuka ataupun untuk keperluan tabulampot (tanaman buah dalam pot) sebagai penghias halaman rumah. Sangat cocok ditanam di daerah panas pada lahan yang sempit sekalipun asalkan berada di tempat terbuka (mendapat sinar matahari langsung).

Selain buahnya yang besar, rasanya yang manis, aroma kelengkeng pingpong juga lebih wangi daripada kelengkeng lokal ataupun kelengkeng yang sering kita jumpai di supermarket yang sering kita sebut kelengkeng bangkok. Keunggulan lain dari kelengkeng jenis ini adalah ia bisa panen (panen besar) tiga kali dalam setahun, sedangkan sub-pembuahan bisa terjadi sepanjang tahun asalkan nutrisi untuk tanaman ini cukup. Jadi selama setahun penuh dapat menikmati buah kelengkeng pingpong. Selain itu tanaman ini nyaris tanpa hama, pengalaman saya musuh utama pada saat pertumbuhan adalah belalang sedangkan pada saat berbuah adalah kalong (kelelawar).

Cara Tanam dan Pemeliharaan

Untuk bibit ukuran besar siapkan lubang 0,75m x 0,75m x 0,75m sedang untuk bibit yang kecil siapkan lubang ukuran 0,5m x 0,5m x 0,5m dengan media campuran 1:1:1 masing-masing untuk tanah : pasir atau sekam : pupuk kandang (sebaiknya gunakan pupuk kandang dari kotoran kambing, karena punya kadar phosphate lebih besar daripada kotoran sapi). Sebaiknya campuran media dibiarkan dalam lubang selama seminggu, untuk kemudian digunakan untuk menanam (hal ini supaya mikroba dari pupuk kandang dapat menyebar dengan baik kecampuran media sehingga media lebih gembur dan juga memberikan waktu adaptasi bagi bibit yang akan ditanam terhadap kondisi lingkungan sekitar).

Pada saat penanaman sobek bagian bawah dari karung atau polybag, jangan dari bagian pinggir wadah supaya media dan akar tidak goyang. Apabila perawatannya baik (sering dipupuk, disiram dan didangir) biasanya tanaman dari stek akan mulai berbunga dan berbuah pada umur 8-12 bulan. Sedangkan yang dari biji bisa mulai berbuah pada umur 21-24 bulan.

Sekedar mengingatkan sebaiknya penyiraman dan penyemprotan pupuk dilakukan pada malam hari atau pagi hari sebelum matahari terbit, hal ini lebih efektif karena pada saat itulah stomata pada daun terbuka.




sumber : binausaha-mandiri.blogspot.com

TEKNIK BUDIDAYA PETAI

Teknik Budidaya Petai : Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan tanaman satu ini, tanaman penghasil buah dengan aroma khas. Sebagaian besar masyarakat mengenal petai karena aroma kurang sedap dari buah tanaman ini. Petai atau Pete (Parkia Speciosa) merupakan pohon tahunan tropika dari suku polong-polngan. Tanaman ini tersebar luas di daerah Indonesia bagian Barat. Habitat asli tanaman ini berasal dari daerah India Timur Laut, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia dan Negara kita Indonesia.
Cara Menanam Petai, Langkah Budidaya Petai
Teknik Budidaya Petai
Tananam petai dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 0-800 m dpl. Tanaman petai merupakan tanaman menahun dengan pohon mencapai tinggi 30 m, dan kurang bercabang. Pohon petai memiliki tajuk sangat terbuka, karena keterbukaan tajuknya tanaman ini sangat cocok dibudidayakan secara tumpang sari. Tanaman yang tumbuh dibawah pohon petai mampu tumbuh dengan baik tanpa megurangi produksinya, kecuali tanaman jagung. Jenis tanaman seperti kacang tanah , kedelai, dan empon-empon sangat baik ditanam di bawah pohon petai, tetapi tanaman singkong justru akan menurunkan prouktivitas petai.
Buah tanaman petai merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan , sebagai bumbu masakan, atau dimakan mentah sebagai lalapan. Biji petai dipercaya mampu menjadi obat herbal untuk berbagai penyakit seperti mengatasi Anemia, megurang Stres,  menyehatkan Mata, memperbaiki Mood, meningkatkan kosentrasi, mengurangi tekanan darah tinggi atau Stroke, dan melancarkan pencernaan. Karena memiliki manfaat berlimpah, maka banyak masyarakat menggemari buah tanaman ini. Oleh sebab itu pembudidayaan tanaman petai dalam pandangan aspek ekonomi bisa menguntungkan.
Berikut Merupakan Teknik Pembudidayaan Tanaman Petai :
  1. Pemilihan bibit, bibit tanaman unggul akan tumbuh dengan baik, tahan penyakit dan memiliki hasil produksi memuaskan. Pemilihan bibit dapat diperoleh dari biji atau dari sistem tempel/okulasi. 
  2. Penyiapan lahan, buat lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm. Berikan pupuk kandang setebal 10 cm sebagai pupuk dasar, biarkan kering dan menguap agar tidak penas pada saat penanaman bibit.
  3. Penanaman, bibit berumur 6 bulan sudah siap untuk dipindahkan. Penanaman paling tepat pada saat musim hujan benar-banar sudah tiba. Pilih bibit dengan daun tua, jangan tanam bibit pada saat bibit bertunas muda. Buka keranjang atau polibag pembungkus tanah bibit, hati-hati jangan sampai tanah pecah. Tanam bibit dan timbun dengan tanah lalu padatkan. Penimbunan jangan sampai menutupi bekas okulasi karena bisa mengakibatkan jamur. Terakhir siram tanah agar pori-pori tanah rapat supaya tidak terjadi penguapan.
  4. Pemupukan, setelah tanaman berumur 4 bulan lakukan pemupukan dengan pupuk kandang. Caranya dengan menggali tanah disekitar tanaman lalu memasukan pupuk dan menimbun tanah.
  5. Panen, tanaman petai jika tumbuh dengan baik akan mampu berproduksi setelah berumur 3-4 tahun. Setelah berumur 25 tahun tanaman petai harus diremajakan.
Demikianlah informasi mengenai Teknik Budidaya Petai, semoga informasi ini bermanfaat bagi anda dan selamat mencoba. Terakhir, tetap hijaukan Bumi kita.

sumber : binausaha-mandiri.blogspot.com

CARA MENANAM BUAH SIRSAK




Buah Sirsak sering juga dinamakan orang Nangka Belanda, Nangka Sabrang dan buah Mandalika. Mungkin karena Sirsak rnemang bukan buah asli Indonesia. Tanaman Sirsak berasal dari Hindia Barat. Buah Sirsak yang telah masak dimakan dalam keadaan segar setelah dikupas terlebih dahulu. Selain dari itu juga banyak digunakan untuk membuat sari buah, dodol dan untuk campuran es sirup. Bentuk buah Sirsak tidak beraturan. Ada yang bulat, ada pula yang lonjong bahkan ada yang , bengkok bentuknya. 

Dengan kata lain, bentuk buah Sirsak dari berbentuk ginjal sampai berbentuk seperti telur saja.Kulit buahnya dilengkapi oleh duri-duri lunak yang hijau warnanya. Sewaktu masih muda buahnya berwarna hijau, setelah masak warnanya menjadi hij au kehitam-hitaman. Dagrng buahnya berwarna putih dan mengandung banyak serat. Biji Sirsak berwarna hitam. Bentuknya agak lonjong dan pipih. Dalam Setiap buah terdapat biji yang cukup banyak. 

Pohon Sirsak mempunyai percabangan batang yang rendah. Tinggi pohonnya antara 3 sampai 8 meter. Daunnya memanjang dengan bentuk lanset atau bulat telur terbalik. Bunganya berdiri sendiri berhadapan dengan daun. Bentuk bunga seperti kerucut. Warnanya kuning muda. Dasar bunga cekung, benang sarinya cukup banyak, begitu pula bakal buahnya. Menanam tanaman Sirsak dengan mempergunakan bijinya. Dapat juga dengan cara tempelan atau okulasi. Musim berbuah adalah pada bulan Januari dan Februari setiap tahunnya. Satu bulan sebelum penanaman lubangnya sudah harus dipersiapkan. Persiapan dilakukan dengan jarak 6 meter. 

Cara menanamnya sama saja dengan cara, menanam tanaman buah-buahan lainnya. Demikian pula pemeliharaan selanjutnya, Pohon Sirsak baru dapat dipetik buahnya setelah berumur 3 tahun lebih. 

Sirsak membutuhkan masa pertumbuhan untuk membentuk dedaunan tajuk pohon selama lebih kurang 2 tahun. Masa peralihan dari masa pertumbuhan ke masa berbuah memerlukan jangka waktu kira-kira 1 tahun.

Buah yang terbentuk sebelum pohon berumur 3 tahun, biasanya rontok, apalagi kalau mengalami kekurangan air pada waktu musim kemarau. Kemungkinan buahnya rontok ini dapat dicegah. Caranya dengan mengairi tanah di sekitar, Pohon Sirsak sampai cukup lembab. 

Tetapi rontoknya bunga dan buah dapat juga disebabkan oleh hal yang lain. Umpamanya perimbangan antara Pemakaian zat Pati untuk Pertumbuhan, Daun-daunnya dan penimbunan zat pati dalam bakal buah pada masa peralihan itu belum seimbang.

Buah yang sudah terbentuk, sering tidak jadi, tumbuh lanjut karena tidak menerima penyaluran bahan makanan yang akan ditimbunnya dengan wajar, Buah yang tidak dapat tumbuh dengan wajar itu, rontok dengan sendirinya. Untuk mengatasi hal Yang demikian itu, pohon 

Sirsak itu harus diberi pupuk sebagai Penambah bahan makanan pada masa Peralihan itu.Sehingga dapat pula .dengan segera memasuki masa berbunga dan berbuah. Lebih baik lagr kalau pemupukan itu dilakukan sebelum ada bunga atau buah yang rontok. Pemberian pupuk dilakukan secara teratur sekali setahun. Dipakai pupuk kandang secukupnya.



Sumber : binausaha-mandiri.blogspot.com


Total Pageviews

Powered by Blogger.

Translate

Page Rank

Search This Blog

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. wirausaha kita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger